Berbeda
dengan sekarang SMA rasanya di Kekang bagai burung di sangkar.Di SMP walaupun
istirahtnya sebentar kami berusaha menyalurkan bakat-bakat terpendam dari
anak-anak rawa.Mulanya belum ada gawang kami masih memakai blok batu untuk
membuat gawang.Walaupun ikhwanya hanya sedikit,diusahakan semuanya main.Dan
benar rasa nya seru terkadang ada kejadian yang membuat tertawa.Karena dalam
hidup ini harus ada kebahagiaan.
Ketika
istirahat selesai seperti biasa kelas di indahkan dengan wangi-wangian kecut
dari ikhwan.Baunya luar biasa kaya cuka,apalagi banyak yang
keringatan.Disinalah intinya setelah kami bermain, belajar terasa lebih
menyenangkan karena futsal untuk melepaskan beban yang ada.Mau menang kalah
asalkan semua bermain pikiran ulangan,remedial, bagaikan angin berlalu saja.
Waktu
sudah mulai ada adik kelas,kami sering mengadu futsal sangat seru karena
sistemnya rarajaan.Yang kalah ganti.Dan itu mungkin jadi system yang dipakai
disekolahku sampai saat ini.Adalagi nih, sekolah kami lapangan kecil dan kalau
hujan pasti banjir makanya kami sering gotong royong untuk membersihkan
lapangan hanya untuk bermail futsal.
Oh
iya nih kami pernah mengikuti turnamen futsal,aku ikutan walaupun gak
main.Sekolah-sekolah lain mengirimkan wakilnya kelas tiga dan dua sedangkan
sekolah kami dari kelas satu,karena Cuma satu-satunya kelas.Yang lain ban
kapten cukup di lenganya sedangkan sekolah kami ban kaptenya melorot.Karena
secara kelas kita beda jauh kita kalah 19-0.Menurutku itu tidak mengecewakan
karena ada sekolah lain yang sama lawanya udah ada kelas 3 nya,kalah 11-0
berarti kalau kita ada kelas 3 dan kelas 2 mungkin kalah hanya 5-2.Pemain dari
sekolah tersebut skillnya luar biasa bagai messi Indonesia.Dan kebetulan lawan
kami adalah juara bertahan.
Untungnya
saat kelas tiga kami membayar kekecewaan musim lalu, kaki kami berhasil
berpijak sampai perempat final.Dan meraih tim fair play karena satu – satunya
tim yang baru mendapat satu kartu kuning
Karena,
itulah aku sebut sebagai futsal ASOY (Asyik Coy) bisa menyatukan seluruh siswa
dan melupakan masalah kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment