Pada
Kesempatan ini saya akan membahas tentang Diploma dan Sarjana, Mungin di benak
Adik – adik kelas 3 SMA masih bingung mau melanjutkan ke PTN/PTS mana dan ada
jga yang bingung mau memilih Diploma atau Sarjana . Orangtua zaman sekarang pun
cenderung berpikir loyal, tip-ikal orang sukses di masa depan adalah bermodal
kan ‘sarjana’ dan masuk pegawai negeri. Sebenarnya, dapat dikatakan pemikiran
seperti itu masih terlalu sempit. Kita lihat saja sekarang, banyak sarjana – sarjana
muda yang tidak langsung mendapat pekerjaan ketika mendapat gelar sarjana nya.
Itu dikarenakan sarjana lebih menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 %
praktik dan 60 % Teori. Dapat dikatakan lulusan Sarjana lebih diarahkan untuk
dipakai sebagai pemikir, seperti melakukan penelitian ilmiah yang memungkinkan
ditemukannya inovasi baru dalam bidangnya. Secara harfiah juga dapat dikatakan
lebih cenderung ke arah loyalitas, image, dan individualisme, lebih cenderung
pengejaran gelar ke pendidikan yang lebih tinggi sampai jenjang akademis
Doktor.
Ini merupakan suatu dilema yang mendalam,
apakah memang selalu benar semakin tinggi pendidikan yang kita raih, semakin
berkualitas skill kerja kita? Karena pada intinya seseorang dapat dikatakan
sukses karena kehidupannya layak di dunia, dengan apa membeli kehidupan yang
layak itu? Tentu saja dengan uang dan uang hanya akan didapat secara halal
dengan jerih payah kita sendiri yaitu dengan ‘bekerja’. Seandainya didikan kita
lebih cenderung pada aspek analitis dengan skill kerja yang kurang dari
separuh, apa yang terjadi? Ya… Kemungkinan semakin banyak bos negara yang
korupsi dan nepotisme di Indonesia .. hahaha
Bagaimana
kalau dibandingkan dengan diploma yang lebih menitik beratkan pada skill kerja
dengan 60 % Praktek dan 40 % Teori. Jadi sudah jelas siapakah yang memang
betul-betul disiapkan untuk bekerja menghasilkan uang dengan kualitas kerja
bagus ditambah pula memiliki aspek analisis yang tidak kalah bersaing walaupun
memang kalah lebih dari separuh
Well, sekarang
kita kembali ke ilmu pasti. Jalur pendidikan terbagi menjadi dua, jalur
akademis (sarjana) dan jalur profesional (diploma). Menurut beberapa referensi,
jalur akademis terdiri dari S0 – S1 – S2 – S3 atau Strata 0 (non gelar) –
strata 1 (Sarjana) – strata 2 (Master) – strata 3 (Doktor), sedangkan jalur
profesional terdiri dari D1 (Diploma satu) – D2(diploma dua) – D3 (diploma
tiga) – D4 (diploma empat) – Sp1 (spesialis satu) – Sp2 (spesialis dua).
Program
pendidikan D3 mungkin sudah sering kita dengar tapi D1, D2, D4, Sp1 dan Sp2
yang mungkin tidak begitu akrab di telinga masyarakat luas. Bisa dikatakan D1
itu program kuliah satu tahun, D2 dua tahun dan D3 tiga tahun, sedangkan D4
empat tahun. D4 itu setara dengan S1/Sarjana di jalur profesional, sedangkan
Sp1 itu setara dengan Master, Sp2 setara dengan Doktor. Dapat dilihat dari
beban SKS yang di tanggung.
Mungkin lebih
mudah di contoh kan di bidang kedokteran jalur akademis nya adalah S.Ked (S1),
M.Si/MPH (S2), dan Dr (S3), sedang jalur profesional nya dr/dokter, spesialis 1
(Sp.A/Sp.B) dan speasialis 2 (Sp.A(K)/sp.B(K)).
Program diploma memiliki beberapa
karakteristik seperti :
- Mata kuliahnya bertujuan
memberikan skill/vokasional
- Masa studi 1 tahun (D1), 2
tahun (D2) dan 3 tahun (D3)
- Membekali praktik lebih banyak
- Tugas akhir berupa kerja
praktik dan laporan
- Melahirkan tenaga terampil
berkualifikasi pendidikan tinggi formal ke dunia usaha/industri
- Bergelar Ahli Pratama/A.P.
(D1), Ahli Muda/A.Ma (D2) atau Ahli Madya/A.Md. (D3)
Bagi yang memutuskan pilihan
sarjana terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, misalnya :
- Masa studi berkisar 3,5 sampai
5 tahun.
- Mendapatkan pendalaman teori
yang kuat
- Memiliki kemampuan riset dan
analisis mendalam
- Peluang mengikuti organisasi
internal dan eksternal kampus lebih luas
- Mendapatkan kesempatan magang
di institutusi (perusahaan/pemerintahan/LSM)
- Beberapa perguruan tinggi
mewajibkan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
- Tugas akhir berupa skripsi
- Bergelar sarjana sesudah lulus
Intinya Sarjana dapat di
ibaratkan SMA sedang Diploma deapat diibaratkan SMK
Sudah mulai memahami kan
perbedaan nya ?
Baik kita lanjutkan lagi ke
prospek kerja.
Prospek Kerja Sarjana dan diploma
“SAMA”
Karena Sarjana (S1) setara dengan
Diploma (D-IV) .
Intermeso:
Hanya saja untuk sementara ini karena masih dalam tahap sosialisasi dengan
penyetaraan terutama untuk setaraf nya D4 dan S1 maka belum semua kalangan
industri tahu, mungkin masih ada salah satu perusahaan yang belum tahu sama
sekali tentang kesetaraan D4 dengan sarjana (S1) sehingga terkadang disamakan
ke level D-III, namun pemerintah akan terus mensosialisasikan nya dengan
memberi pengertian apa itu D4 ke instansi-instansi publik nasional maupun
internasional.
Namun perlu
diingat sekali lagi lulusan D4 yang lebih siap kerja dibanding S1 yang sekarang
sudah mulai diperhitungkan oleh dunia industri. Optimisme kita bersama, tidak
akan lama lagi tenaga profesional seperti Engineer akan lebih banyak diambil
dari lulusan D4, karena memang D4 lah yang disiapkan untuk langsung bekerja
serta dibekali keterampilan yang lebih daripada S1.
Lanjut ke masalah PNS
Tenang saja,
untuk pegawai negeri, jenjang D4 sudah disamakan dengan S1 sehingga pertama
masuk langsung sama-sama start di Golongan IIIA.
Terakhir,
kalau teman-teman di jalur diploma yang ingin memperdalam aspek analisis
bidangnya atau hanya sekedar buat jaga gengsi gelar nama saja, ada kok jalan
keluarnya.
Lulusan D3
dapat langsung melanjutkan ke S1. Sedangkan D4 tentu bisa langsung melanjutkan
ke jenjang S2. dan sebaiknya melanjutkan ke jenjang S2 profesional seperti
misalnya MM/MBA dan DBA untuk bidang ekonomi. Tapi untuk yang sudah terlanjur
mengambil gelar sarjana dan merasa bekerja dengan skill terbatas, kalian dapat
mempertaruhkan skill kerja kalian dengan meneruskan ke pendidikan profesi. Tapi
memang tidak semua bidang menyediakan pendidikan profesi dan hanya PTN/PTS ber
akreditas A dan B sajalah yang dapat melaksanakan nya. Tapi optimisme kita
bersama, di tahun-tahun yang akan datang akan semakin banyak pendidikan profesi
di Indonesia.
Jadi … Kamu
mau siap Pakai atau siap Kerja ?.Semua kembali pada diri anda sendri pilihlah
sesuai hati nurani dan keinginan anda,semua ini hanya sebatas pemberitahuan
0 komentar:
Post a Comment