”Kegagalan bukan merupakan akhir dari perjuangan, tetapi merupakan jalan untuk menggapai tujuan”

Banyak orang dengan kegagalannya dapat menjadi orang yang sukses bahkan dikenang oleh manusia, tetapi lebih banyak orang dengan kegagalannya menjadi orang yang tak berguna dan selalu tergelincir dalam menjalani kehidupannya. Kenapa bisa begitu?
Yapz, jawabannya ada pada diri sendiri pastinya. Satu yang pasti adalah ketika kita gagal kita langsung menyerah dan langsung pesimis ketika di suruh untuk mencoba lagi tanpa mau berusaha terus-menerus. Saya selalu mendengar ketika ia gagal dan di suruh mencobanya lagi pasti banyak yang berkata “ah udahlah, pasti ga akan berhasil”. Ingat teman-teman ketika kita bicara seperti itu ya pasti kenyataan pasti seperti itu. Kalau kata orang motivator “sugesti itu dapat mempengaruhi hasil kerja kita” kalau kita optimis maka hasil pasti optimis. Dan kata bang Arif dahsyat “Menyerah adalah kata-kata mutiara bagi orang gagal” dan memang kenyataan seperti itu dan tanpa saya jelaskan pun teman-teman sudah pasti paham maksudnya. Allah pun berfirman bahwa “Allah itu bagaimana prasangka hambanya”.

Salah satu contoh adalah Thomas Alfa Edison, ketika ia ingin membuat bola lampu ia selalu gagal dalam membuatnya sampai 999 kali tetapi ketika yang seribu ia pun berhasil menemukan zat yang digunakan untuk membuat bola lampu dan dipakai sampai sekarang penemuannya. Ketika ia gagal, Thomas alfa Edison tidak berkata bahwa ia gagal, inilah yang dikatakannya: “saya bukan gagal tetapi saya tahu zat apa yang tidak bisa di gunakan untuk membuat bola lampu”.
Yang kedua adalah cara kita menyikapi kegagalan tersebut. Banyak di antara kita salah dalam menyikapinya, ketika kita gagal kita menyikapi bahwa ini adalah akhir dari perjuangan, tetapi tidak bagi Thomas alfa Edison, kegagalan bagi dia adalah jalan untuk menggapai tujuannya.
Dan yang paling penting adalah kesabaran. Ketika gagal kita tidak mau sabar dalam meneruskan perjuangan. Kita menginginkan ketika melakukan sesuatu langsung berhasil dan langsung maunya yang instan dan cepat. Tidak mau menjalaninya bertahap. Allah pun ketika ingin menciptakan sesuatu ketika bilang kun maka jadi tetapi Allah tak mau yang instan. Apa buktinya? Banyak sekali. Contohnya Allah menciptakan manusia tidak langsung jadi manusia seutuhnya, tetapi melalui tahapan dan proses. Allah pun menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad dengan berangsur-angsur. Kenyataannya ketika kita berhasil dengan cara instan maka keberhasilannya itu cepat juga untuk hilang. Tapi ketika keberhasilan dengan tahap demi tahap, keberhasilan itu pun takkan mudah hilang.
“Ketika saya akan menaiki tangga, saya tidak akan langsung meloncat ke tangga ke lima tetapi saya akan menaikinya satu per satu”.
Ayo jangan pernah menyerah dengan kegagalan kita. Jangan sampai dengan kegagalan yang kita hadapi kita menjadi orang yang tidak berguna. Jangan pernah mengambil posisi aman dalam menjalani kehidupan. Tetapi beranilah untuk mengambil resiko yang kita jalankan. Karena manusia yang sukses selalu mau mengambil resiko apapun itu meski ia akan merasakan kegagalan. Jadilah pemain jangan penonton. Karena ketika kita jadi pemain kita bisa menentukan bola itu di arahkan ke mana.

Advertisement